Si jago merah melahap lahan gambut di Desa Tumbang Nusa, Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah. Tim TNI dan relawan dikerahkan untuk memadamkan api. Namun yang menjadi sorotan adalah Intan Syafrini Fazrianti, gadis berusia 19 tahun berasal dari Bogor, satu-satunya relawan wanita yang nekat datang ke Kalimantan.
"Orangtua tidak saya beritahu, yakin tak akan diizinkan karena saya
memang punya gangguan pernapasan," ujar Intan saat dihubungi Liputan6,com, Minggu (8/11/2015) malam.
Hasratnya yang ingin menjadi relawan bermula dari maraknya pemberitaan kebakaran hutan dan kabut asap di Sumatera dan Kalimantan. Ia mencari informasi melalui internet tentang keberangkatan para relawan. Tidak sengaja temannya ada yang sudah berangkat, dari situlah Intan mengenal Sekolah Relawan.
Setelah tiba di tempat tugas, yaitu Desa Tumbang Nusa, Kabupaten
Pulang Pisau, Kalteng, dia baru mendapati kondisi yang tak mudah.
Bahkan, meski sudah dipadamkan tak ada jaminan api tak bakal lagi
muncul.
"Saya sempat melihat api yang menyala di kawasan yang apinya sudah
dipadamkan, karena api itu tetap menyala di bawah lahan gambut yang
sudah disiram," cerita Intan.
Selama bertugas, Intan melupakan rutinitas keseharian yang biasa dilakukan dengan gadget karena fokus dengan kondisi sekitarnya. Ia lebih seru bertukar pengalaman dengan para relawan lainnya.
Hal ini lah yang sepatutnya dicontoh, walaupun masih muda, rasa kepedulian terhadap alam sangat besar, terutama di Negeri sendiri, Indonesia.
Daftar pustaka: http://news.liputan6.com/read/2360580/intan-syafrini-relawan-cantik-pemadam-kebakaran-hutan?utm_source=BBM&utm_medium=Post&utm_campaign=BBMnews#
Minggu, 22 November 2015
Senin, 02 November 2015
MALU! Wisatawan Asing Punguti Sampah Indonesia
Banyaknya sampah yang ada di tempat-tempat wisata di Indonesia membuat wisatawan asing menjadi prihatin atas keadaan Indonesia sekarang. Ini membuat sejumlah wisatawan asing tergerak hatinya untuk membersikan sampah-sampah yang ada. Contohnya di Pantai Berawa Denpasar.
Dikutip dari tribunnews.com, Lusi, wisatawan asing asal Italia ini tampak berkeringat. Sesekali wanita berrambut pendek ini mengusap dahinya, ketika sibuk mengambil sampah yang berserakan di Pantai Berawa, Kuta Utara, Minggu (11/1/2014).
Lusi begitu antusias, terlihat membawa "peralatan
perang", di pinggangnya tampak menempel plastik polybag warna hitam,
sementara tangannya memegang sapu untuk mengumpulkan sampah. Setelah sampah
terkumpul, ia memasukan ke polybagnya.
Dikutip dari tribunnews.com, Lusi, wisatawan asing asal Italia ini tampak berkeringat. Sesekali wanita berrambut pendek ini mengusap dahinya, ketika sibuk mengambil sampah yang berserakan di Pantai Berawa, Kuta Utara, Minggu (11/1/2014).
"Ya kebetulan rencananya pagi ini jalan-jalan saja ke
pantai ini. Tetapi sesampainya di sini saya diberitahu teman guide ada kegiatan
bersih-bersih pantai. Saya ikut saja," ujarnya sambil mengais sampah
rerumputan dan plastik.
Selain
wisatawan asing di Pantai Berawa Denpasar, sejumlah wisatawan asing yang sedang
mengunjungi Taman Nasional Gunung Rinjani Lombok ini juga melakukan aksi
bersih-bersih. Mereka membawa sejumlah karung saat mendaki untuk membawakan
sampah yang mereka temukan di setiap perjalanan untuk dibawa turun kembali.
Aksi-aksi yang di lakukan oleh para wisatawan asing ini harusnya dijadikan teladan dan pelajaran oleh para wisatawan Indonesia. Harusnya kita sebagai wisatawan lokal merasa malu, betapa wisatawan asing lebih mencintai dan menjaga Indonesia dibanding wisatawan lokal itu sendiri.
Daftar Pustaka: http://www.tribunnews.com/regional/2015/01/12/pantai-penuh-sampah-turis-asing-bersih-bersih-sampah-di-pantai-berawa-denpasar
Minggu, 01 November 2015
Popular di Media Sosial, Objek Wisata Jadi Kotor
Indahnya Indonesia memang sangat menarik dan keindahannya
takkan pernah terkalahkan. Begitu banyak tempat wisata di Indonesia membuatnya
terlihat kaya akan alamnya. Masyarakat Indonesia begitu bangga dan menikmati
keindahan Indonesia sehingga mengunggah foto-fotonya ke sosial media, tetapi selalu
lupa dan tidak mengerti bagaimana menjaganya agar tetap Indah. Sampah dan
coretan di setiap tempat wisata di Indonesia masih menjadi sebuah masalah yang
besar dan sulit di selesaikan. Hal ini terjadi karena kurangnya kesadaran dari
para wisatawan lokal itu sendiri.
"Banyak
destinasi yang populer karena media sosial. Kemudian jadi ramai dan kotor
karena sampah wisatawan. Saya banyak terima komplain dari teman-teman dari luar
negeri. Bilang Indonesia bagus tapi sampah," kata Alexander Thian, seorang
penulis dan travel-blogger, kepada KompasTravel.
Ia mengungkapkan setiap destinasi yang populer dikunjungi
wisatawan pasti terdapat banyak sampah. Ia memberikan contoh obyek wisata di
gunung-gunung yang biasa didaki.
"Misalnya naik gunung. Ada pendaki yang cuma foto,
ngibarin bendera, tulis nama di kertas. Kertas-kertasnya ditinggal di gunung.
Padahal kan gampang dibawa turun," jelasnya.
Ia berharap walaupun tempat wisata ramai dikunjungi karena
media sosial, wisatawan dapat menjaga tempat wisata. Thian mengatakan jangan
sampai obyek-obyek wisata di Indonesia rusak.
Daftar
Pustaka:
http://travel.kompas.com/read/2015/08/28/135100427/Ironis.Populer.lewat.Media.Sosial.Obyek.Wisata.Penuh.Sampah
Sabtu, 31 Oktober 2015
Introduce #LESTARINDONESIA
Dilihat bahwa wisatawan lokal banyak yang kurang menjaga lingkungan/alam di Indonesia. Alam yang indah menjadi kurang enak dipandang karena banyaknya sampah yang bertebaran. Ini yang membuat keindahan Indonesia menjadi kurang dipandang oleh wisatawan asing.
Seperti yang dikutip dari laman National Geographic, menurut Alexander Thian yang merupakan travelblogger, sampah masih menjadi masalah utama di tempat-tempat wisata di Indonesia setelah terkenal melalui media sosial. Pada awalnya, destinasi wisata baru yang dikembangkan oleh beberapa Kabupaten di Indonesia perlahan menjadi populer dan terkenal karena media sosial. Kemudian perlahan ribuan orang datang tiap minggunya. Membuatnya ramai dalam seketika. Karena kesadaran dan mental bangsa ini yang masih belum bisa disiplin dalam membuang sampah dan menjaga kebersihan, akhirnya dalam waktu singkat, objek wisata itu berubah menjadi “tempat sampah”. Nama baik Indonesia pun kembali tercoreng karena akhirnya banyak komplain dari para pelancong dari luar negeri. Bahkan para wisatawan luar negeri itu banyak yang berujar, ”destinasi wisata di Indonesia itu bagus, tapi sampah.” Sungguh negeri yang ironis.
Gerakan ini mau mengajak wisatawan Indonesia agar tidak hanya menikmati indahnya Indonesia, tetapi bagaimana juga memeliharanya agar tetap terlihat indah dan menarik. Gerakan ini juga menyadarkan wisatawan Indonesia agar malu atas apa yang telah dilakukan wisatawan asing kepada tempat-tempat wisata di Indonesia. Mereka mau untuk menjaga kelestarian dan membersihkan sampah yang ada, tetapi wisatawan Indonesia sendiri hanya bisa menikmati tanpa menjaga.
Langganan:
Postingan (Atom)