Minggu, 22 November 2015

Relawan Wanita Bergelut Dengan Api

Si jago merah melahap lahan gambut di Desa Tumbang Nusa, Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah. Tim TNI dan relawan dikerahkan untuk memadamkan api. Namun yang menjadi sorotan adalah Intan Syafrini Fazrianti, gadis berusia 19 tahun berasal dari Bogor, satu-satunya relawan wanita yang nekat datang ke Kalimantan.


"Orangtua tidak saya beritahu, yakin tak akan diizinkan karena saya memang punya gangguan pernapasan," ujar Intan saat dihubungi Liputan6,com, Minggu (8/11/2015) malam.

Hasratnya yang ingin menjadi relawan bermula dari maraknya pemberitaan kebakaran hutan dan kabut asap di Sumatera dan Kalimantan. Ia mencari informasi melalui internet tentang keberangkatan para relawan. Tidak sengaja temannya ada yang sudah berangkat, dari situlah Intan mengenal Sekolah Relawan.


Setelah tiba di tempat tugas, yaitu Desa Tumbang Nusa, Kabupaten Pulang Pisau, Kalteng, dia baru mendapati kondisi yang tak mudah. Bahkan, meski sudah dipadamkan tak ada jaminan api tak bakal lagi muncul.

"Saya sempat melihat api yang menyala di kawasan yang apinya sudah dipadamkan, karena api itu tetap menyala di bawah lahan gambut yang sudah disiram," cerita Intan.

Selama bertugas, Intan melupakan rutinitas keseharian yang biasa dilakukan dengan gadget karena fokus dengan kondisi sekitarnya. Ia lebih seru bertukar pengalaman dengan para relawan lainnya.

 

Hal ini lah yang sepatutnya dicontoh, walaupun masih muda, rasa kepedulian terhadap alam sangat besar, terutama di Negeri sendiri, Indonesia.





Daftar pustaka: http://news.liputan6.com/read/2360580/intan-syafrini-relawan-cantik-pemadam-kebakaran-hutan?utm_source=BBM&utm_medium=Post&utm_campaign=BBMnews#

Senin, 02 November 2015

MALU! Wisatawan Asing Punguti Sampah Indonesia

Banyaknya sampah yang ada di tempat-tempat wisata di Indonesia membuat wisatawan asing menjadi prihatin atas keadaan Indonesia sekarang. Ini membuat sejumlah wisatawan asing tergerak hatinya untuk membersikan sampah-sampah yang ada. Contohnya di Pantai Berawa Denpasar.

Dikutip dari tribunnews.com, Lusi, wisatawan asing asal Italia ini tampak berkeringat. Sesekali wanita berrambut pendek ini mengusap dahinya, 
ketika sibuk mengambil sampah yang berserakan di Pantai Berawa, Kuta Utara, Minggu (11/1/2014).


Lusi begitu antusias, terlihat membawa "peralatan perang", di pinggangnya tampak menempel plastik polybag warna hitam, sementara tangannya memegang sapu untuk mengumpulkan sampah. Setelah sampah terkumpul, ia memasukan ke polybagnya.


"Ya kebetulan rencananya pagi ini jalan-jalan saja ke pantai ini. Tetapi sesampainya di sini saya diberitahu teman guide ada kegiatan bersih-bersih pantai. Saya ikut saja," ujarnya sambil mengais sampah  rerumputan dan plastik.

Selain wisatawan asing di Pantai Berawa Denpasar, sejumlah wisatawan asing yang sedang mengunjungi Taman Nasional Gunung Rinjani Lombok ini juga melakukan aksi bersih-bersih. Mereka membawa sejumlah karung saat mendaki untuk membawakan sampah yang mereka temukan di setiap perjalanan untuk dibawa turun kembali.

Aksi-aksi yang di lakukan oleh para wisatawan asing ini harusnya dijadikan teladan dan pelajaran oleh para wisatawan Indonesia. Harusnya kita sebagai wisatawan lokal merasa malu, betapa wisatawan asing lebih mencintai dan menjaga Indonesia dibanding wisatawan lokal itu sendiri.


Daftar Pustaka: http://www.tribunnews.com/regional/2015/01/12/pantai-penuh-sampah-turis-asing-bersih-bersih-sampah-di-pantai-berawa-denpasar

Minggu, 01 November 2015

Popular di Media Sosial, Objek Wisata Jadi Kotor

Indahnya Indonesia memang sangat menarik dan keindahannya takkan pernah terkalahkan. Begitu banyak tempat wisata di Indonesia membuatnya terlihat kaya akan alamnya. Masyarakat Indonesia begitu bangga dan menikmati keindahan Indonesia sehingga mengunggah foto-fotonya ke sosial media, tetapi selalu lupa dan tidak mengerti bagaimana menjaganya agar tetap Indah. Sampah dan coretan di setiap tempat wisata di Indonesia masih menjadi sebuah masalah yang besar dan sulit di selesaikan. Hal ini terjadi karena kurangnya kesadaran dari para wisatawan lokal itu sendiri.

 "Banyak destinasi yang populer karena media sosial. Kemudian jadi ramai dan kotor karena sampah wisatawan. Saya banyak terima komplain dari teman-teman dari luar negeri. Bilang Indonesia bagus tapi sampah," kata Alexander Thian, seorang penulis dan travel-blogger, kepada KompasTravel.
Ia mengungkapkan setiap destinasi yang populer dikunjungi wisatawan pasti terdapat banyak sampah. Ia memberikan contoh obyek wisata di gunung-gunung yang biasa didaki.

"Misalnya naik gunung. Ada pendaki yang cuma foto, ngibarin bendera, tulis nama di kertas. Kertas-kertasnya ditinggal di gunung. Padahal kan gampang dibawa turun," jelasnya.

Ia berharap walaupun tempat wisata ramai dikunjungi karena media sosial, wisatawan dapat menjaga tempat wisata. Thian mengatakan jangan sampai obyek-obyek wisata di Indonesia rusak.


Daftar Pustaka: http://travel.kompas.com/read/2015/08/28/135100427/Ironis.Populer.lewat.Media.Sosial.Obyek.Wisata.Penuh.Sampah